JURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL)
http://370812.knyzew.asia/index.php/jiwall
<p style="text-align: justify;"><strong>JURNAL Ilmiah Wahana Laut Lestari (JIWaLL) : </strong>Jurnal Perikanan, Ilmu dan Tekonologi Kelautan, Konservasi sumberdaya kelautan, pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, perencanaan fasilitas pantai dan laut, perencanaan dan pengolahan hasil perikanan, eksplorasi sumber daya hayati perikanan dan kelautan, pemetaan sumber daya perikanan dan keluatan, manajemen perikanan tangkap, memuat hasil-hasil penelitian/kajian yang meliputi aspek teknologi, manajemen, sosial ekonomi perikanan, kebijakan perikanan, pesisir dan laut.</p> <p style="text-align: justify;">Jurnal ini diterbitkan oleh <strong><em>Program Studi Ilmu Kelautan,</em></strong> <strong><em>Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muslim Indonesia</em></strong> Makassar, Sulawesi Selatan dengan jadwal penerbitan 2 (dua) kali dalam satu tahun (bulan Februari dan Agustus) dengan tujuan menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitian tentang Pengelolaan sumberdaya Pesisir dan laut, Perkembangan Teknologi, Biologi Perikanan dan Kelautan, Penanganan dan pengolahan hasil perikanan dan pesisir laut, Manajemen perikanan tangkap, Eksplorasi sumber daya hayati perikanan dan kelautan, pemetaan sumber daya perikanan dan keluatan, Kebijakan pembangunan perikanan dan pesisir, Sosial ekonomi perikanan, dan Kewirausahaan/agribisnis.</p> <p style="text-align: justify;">Naskah yang dimuat dalam jurnal ini terutama berasal dari penelitian maupun kajian konseptual yang dilakukan oleh mahasiswa dan staf pengajar/akademisi dari berbagai universitas di Indonesia, para peneliti di berbagai bidang lembaga pemerintahan dan pemerhati masalah Pesisir dan Kelautan, Konservasi sumberdaya pesisr dan Laut, perikanan, teknologi perikanan, eksplorasi Sumberdaya Perikanan.</p>Program Studi Ilmu Kelautan Fakuktas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Muslim Indonesiaen-USJURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL)3026-1767Pemetaan Perubahan Luasan Mangrove Melalui Analisis Citra Satelit Di Kecamatan Bua Kabupaten Luwu
http://370812.knyzew.asia/index.php/jiwall/article/view/492
<p style="text-align: justify;">Mangrove adalah jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah pesisir atau muara sungai yang terkena pasang surut air laut. Agar fungsi ekologinya tetap lestari, hutan mangrove harus dijaga karena merupakan ekosistem penting yang mendukung kehidupan di daerah pesisir dan lautan. Studi ini berutujuan untuk memetakan perubahan luasan mangrove di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu menggunakan analisis citra satelit Landsat 8. Hasil penelitian ini menunjukkan Luas Mangrove menurun secara bertahap dalam setiap periode, dengan perubahan luasan sebesar 174 hektar pada tahun 2014-2019, dan 52,2 hektar pada tahun 2019-2023, total perubahan luasan mangrove dari tahun 2014 hingga 2023 sebesar 226,2 hektar. Faktor yang mempengaruhi pada perubahan ini sebagian besar karena aktivitas manusia seperti pengalihfungsian lahan menjadi tambak, pembangunan pelabuhan, dan penambahan wilayah permukiman disekitar pesisir kecamatan Bua.</p>Soniawati SoniawatiAbdul RaufAsmidar Asmidar
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-112025-02-112210911810.33096/jiwall.v2i2.492Analisis Perubahan Tutupan Lahan Menggunakan Citra Satelit Sentinel-2 Di Wilayah Pesisir Kabupaten Takalar
http://370812.knyzew.asia/index.php/jiwall/article/view/495
<p style="text-align: justify;">Penyebab terjadinya perubahan tutupan lahan adalah pertumbuhan penduduk dan perpindahan penduduk serta perkembangan perekonomian daerah di Kabupaten Takalar cukup pesat yang mendorong terjadinya konversi lahan sehingga memerlukan ketersediaan lahan baik itu di perairan maupun di daratan khususnya untuk permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan dan mengidentifikasi faktor yang menyebabkan perubahan tutupan lahan di wilayah pesisir Kabupaten Takalar dengan memanfaatkan data penginderaan jauh yaitu citra Sentinel-2 dalam kurung waktu 10 tahun. Proses analisis menggunakan metode klasifikasi terbimbing, tumpang tindih (<em>overlay</em>) dan pemantauan secara langsung (analisis deskriptif). Berdasarkan hasil penelitian di wilayah pesisir Kabupaten Takalar, daratan mengalami perubahan tutupan lahan seluas 8588,36 Ha 48,77% dan perairan laut sejauh 0,62 mil dari garis pantai juga mengalami perubahan tutupan lahan seluas 1201,28 Ha 4,46%. Perubahan ini disebabkan oleh faktor alam dan manusia dengan faktor pendorong utama adalah pertumbuhan populasi, kebutuhan lahan, dan perubahan iklim.</p>M HidayatAbdul RaufAsmidar Asmidar
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-122025-02-122211913110.33096/jiwall.v2i2.495Analisis Kesesuaian Lahan Wisata Pantai Di Pulau Dutungan Kabupaten Barru
http://370812.knyzew.asia/index.php/jiwall/article/view/498
<p style="text-align: justify;">Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang di lakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi dalam hal ini wisata pantai. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan Pulau Dutungan untuk pengembangan wisata. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 20 Maret sampai tanggal 14 Mei 2024 yang berlokasikan di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengambilan data kesesuaian lahan menggunakan 10 matriks keseuaian dari Yulianda 2019 dengan metode observasi langsung. Hasil penelitian Analisi Kesesuaian Lahan Wisata Pantai di Pulau Dutungan untuk pengembangan wisata pantai tergolong dalam kategori Sesuai (S2) dengan nilai IKW stasiun 1 sebesar 2,03 selanjutnya stasiun II sebesar 2 dan stasiun 3 sebesar 2,27 denga rata-rata nilai indeks kesesuaian wisata dari ketiga stasiun pengambilan data yaitu 2,1.</p>Nurul AiniDanial DanialBeddu Tang
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-122025-02-122213214210.33096/jiwall.v2i2.498Indeks Ekologi dan Pola Sebaran Echinodermata Di Pulau Pajenekang Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan
http://370812.knyzew.asia/index.php/jiwall/article/view/505
<p><em>Echinodermata merupakan hewan invertebrata yang memiliki duri atau tonjolon pada permukaan luar tubuhnya. Hewan ini memiliki sejumlah ciri khas yang tidak dimiliki filum lain yaitu memiliki endoskeleton dari kalsium karbonat, memiliki sistem pembuluh air, memiliki pediselaria berbentuk penjepit, memiliki papula yang berperan dalam respirasi, dan tubuh bersimetri pentaradial saat dewasa. Echinodermata terdiri atas 5 kelas yaitu Bintang laut (Asteroidea), Bulu babi (Echinoidea), Bintang ular (Ophiuroidea), Timun laut (Holothuroidea), dan Lili laut (Crinoidea). Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk Mengetahui setiap jenis Echinodermata di Pulau Pajenekang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dan Untuk Mengetahui kelimpahan, indeks ekologi (keanekaragaman, keseragaman, dominansi) dan pola sebaran Echinodermata di pesisir Pulau Pajenekang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Adapun kegunaannya adalah untuk mengetahui setiap jenis dan kelimpahan Echinodermata dan membantu meningkatkan informasi tentang pentingnya Echinodermata sebagai penyeimbang ekosistem. Teknik pengambilan data Echinodermata dengan cara survey langsung ke lapangan. Metode ini menggunakan transek kuadran dan roll meter untuk garis transek dari titik 0 sampai dengan titik 100 meter, jarak antar transek satu dengan transek lain yaitu 50 meter di setiap stasiun. Kuadran yang di gunakan dalam penelitian ini berukuran 1m x 1m. Penelitian ini berlokasi di Pulau Pajenekang, Kabupaten Pangkep.</em></p>Salman SalmanKamil YusufHamsiah Hamsiah
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-122025-02-122214315410.33096/jiwall.v2i2.505Struktur Komunitas Moluska Pada Ekosistem Lamun Di Perairan Pulau Pajenekang Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan
http://370812.knyzew.asia/index.php/jiwall/article/view/507
<p><em>Padang lamun merupakan salah satu ekosistem perairan pantai yang mempunyai peranan sangat penting dalam menunjang kelangsungan hidup berbagai populasi biota. Hal tersebut disebabkan oleh peran padang lamun antara lain sebagai daerah untuk mencari makan (feeding ground), berpijah (spawning ground), berlindung (shelter) dan pembesaran (nursery ground) bagi beberapa jenis jenis biota laut seperti kelompok, moluska (bivalvia dan gastropoda) Salah satu organisme yang berasosiasi dengan padang lamun adalah moluska.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis moluska, kepadatan, indeks ekologi serta pola sebaran moluska pada ekosistem lamun dan mengetahui kondisi kerapatan lamun. Pengambilan data dilakukan dengan menggunaka metode transek kuadrat 1m x 1m (Tegak lurus garis pantai).</em></p>Siti Nur MaulisaHamsiah HamsiahRustam Rustam
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-122025-02-122215516610.33096/jiwall.v2i2.507Struktur Vegetasi Mangrove Berdasarkan Tekstur Substrat Didusun Sabang Desa Bonto Bahari Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros
http://370812.knyzew.asia/index.php/jiwall/article/view/508
<p><em>Ekosistem mangrove adalah tempat di mana pohon-pohon bakau dan sejenisnya, serta pohon-pohon nipah pantai yang merupakan pelindung bibir pantai dan tempat di mana biota air tinggal. Ekosistem mangrove memiliki struktur vegetasi yang khas, menyusun beberapa tekstur secara berurutan seperti pohon, Pancang, Tiang, Semai dan perkecambah sehingga membentuk suatu rangkaian zona tertentu. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui vegetasi mangrove berdasarkan tekstur substrat mangrove di Dusun Sabang. Penelitian ini menggunakan metode jalur berpetak yang merupakan kombinasi dari metode transek dengan metode plot. Pengambilan data vegetasi dilakukan mulai dari titik nol sampai dengan transek 100 meter, luas pengamatan antar jarak masing masing 35 meter dan sebanyak 3 plot. Dan pengambilan Sampel substrat diambil menggunakan pipa peralon sebanyak 2,5 kg, dengan diameter 10 cm sedalam 30 cm. Proses ini dilakukan pada saat perairan surut, Pengambilan sampel dilakukan tiga kali secara acak pada setiap jenis spesies mangrove di stasiun pengamatan.</em></p>Sari RahmiRustam RustamKamil Yusuf
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-122025-02-122216717910.33096/jiwall.v2i2.508Analisis Struktur Vegetasi Padang Lamun Di Perairan Pulau Bontosua Desa Mattirobone Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep
http://370812.knyzew.asia/index.php/jiwall/article/view/525
<p><em>Lamun merupakan jenis tumbuhan berbunga (Spermatophyta) yang hidup pada wilayah perairan laut dangkal dan substrat berpasir/lumpur (Rompas et al. 2012). Secara ekologis juga padang lamun memiliki peran sebagai “daerah asuhan” juga berperan menjaga kelestarian dan keanekaragaman organisme di laut (Riniatsih 2016)..</em> <em>Tujuan Penelitian ini adalah untuk Mengetahui komposisi jenis ekosistem lamun dan Indeks Nilai Penting (INP), serta Indeks Ekologi lamun di perairan pulau bontosua. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan Juni 2024 yang berlokasi di Pulau bontosua, Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep, Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah transek kuadrat dengan menggunakan plot berukuran 100 cm x 100 cm. Penempatan transek tegak lurus garis pantai dan di lakukan pengambilan data dengan jumlah stasiun sebanyak 3 stasiun dan masing-masing stasiun dilakukan 3 kali pengulangan plot. Data vegetasi Lamun dilakukan dengan jarak antar plot 20 m.</em> <em>Berdasarkan Hasil Penelitian di dapatkan ada 9 Jenis Lamun yaitu, Thalassia Hempericii Cymodocea Rotundata, Cymodocea Serrulata, Halodule Unninervis, Halodule Pinifolia, Halophila Ovalis, Halophila mminor, Enhalus Aacroides, Syringodium Isoetfolium, Spesies Cymodocea Rotundata, Komposisi Jenis Lamun yang ditemukan pada stasiun I, ada 5 jenis lamun, pada stasiun II, ada 4 Jenis lamun, dan stasiun III, 8 Jenis Lamun. Lamun Jenis Cymodocea Rotundata memiliki Penutupan tertinggi dengan nilai 29,96 di stasiun II, dan terendah pada Jenis Cymodocea Serrulata di stasiun I dengan nilai 0,83. Nilai Kerapatan tertinggi dimiliki oleh Jenis Cymodocea Rotundata dengan nilai 257,08 ind/m<sup>2 </sup>pada stasiun I, dan spesies terendah dimiliki oleh Enhalus Acroides Dengan nilai 7,40 pada stasiun II. Nilai Frekuensi Relatif tertinggi di dapatkan pada Thalassia Hempericii dengan nilai 36,59% pada stasiun III, dan terendah terletak pada jenis Cymodocea Serrulata dengan nilai 2,44% pada stasiun III. Indeks Nilai Penting jenis Cymodocea Rotundata. Indeks Keanekaragaman lamun di Perairan Pulau Bontosua termasuk dalam kategori sedang dengan nilai 1,826, Indeks Keseragaman dengan Nilai 0,831 dalam kategori tinggi, dan Indeks Dominasi di Pulau Bontosua dengan nilai 0,203 kategori nilai yang di peroleh tergolong rendah/stabil menunjukkan bahwa tidak terdapatnya spesies lamun yang extrim mendominasi spesies lainnya.</em></p>Irfan HidayatHamsiah HamsiahSyahrul Djafar
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-122025-02-122218019010.33096/jiwall.v2i2.525Desain Konstruksi Dan Teknik Pengoperasian Jaring Insang Hanyut (Drift Gill Net) Nelayan Atapupu Kabupaten Belu
http://370812.knyzew.asia/index.php/jiwall/article/view/574
<p>Penangkapan ikan menggunakan alat tangkap jaring insang hanyut merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh nelayan di Atapupu. Alat ini dipilih oleh nelayan lokal karena kemudahan penggunaannya dan keunggulannya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji desain konstruksi jaring insang hanyut, yang mencakup ukuran dan jenis bahan yang digunakan dalam pembuatannya, dan teknik pengoperasiannya. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kenebibi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, pada periode Oktober hingga Desember 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain konstruksi jaring insang hanyut terdiri dari badan jaring, tali ris, pelampung, dan pemberat. Tahapan pengoperasian meliputi persiapan alat dan perlengkapan, menurunkan unit jaring (<em>setting</em>), menghanyutkan jaring (<em>drifting</em>), menarikan jaring ke atas kapal (<em>hauling</em>), dan menata alat. Jenis hasil tangkapan utamanya adalah ikan terbang, dan beberapa hasil tangkapan sampingan ikan julung-julung, tongkol kecil, ikan lemadang, dan ikan kembung.</p>Masrurah IsmailMuhammad AfrisalAhmad Yani
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-122025-02-122219120110.33096/jiwall.v2i2.574Pemantauan Kesehatan Mangrove Melalui Penerapan Aplikasi Ndvi Dengan Teknologi Penginderaan Jauh Di Desa Bontolebang Kabupaten Kepulauan Selayar
http://370812.knyzew.asia/index.php/jiwall/article/view/580
<p>Mangrove adalah unik dan khas ekosistem yang berada pada daerah pasang surut air laut, toleran terhadap salinitas, dan tahan terhadap genangan, memiliki beragam bentuk perakaran sebagai cara adaptasinya sehingga hutan mangrove berfungsi sangat penting bagi ekosistem laut dan ekosistem daratan. Metode yang digunakan adalah citra satelit sentinel-2 dalam menentukan luasan manggrove menggunakan <em>Supervised Classification</em>, sementara untuk menentukan tingkat kesehatan menggunakan NDVI (<em>Normalized Difference Vegetation Index</em>). Berdasarkan hasil Penelitian ini menunjukan bahwa Luas mangrove di Pulau Gusung Kepulauan Selayar sebesar 60,7 Ha. Dari total luas tersebut kriteria sangat baik dengan luas sebesar 6,98 Ha, Kriteria baik dengan luas sebesar 37,23 Ha, Kriteria normal dengan luas sebesar 11,3 Ha, Kriteria buruk dengan luas sebesar 2,97 Ha, dan kriteria sangat buruk dengan luas sebesar 1,52 Ha berdasarkan kriteria tertentu, dengan hasil <em>overall accuracy</em> 80,48% dan <em>kappa accuracy</em> 84,433%.</p>Fany Arsanti KapitanAbdul RaufAsmidar Asmidar
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-122025-02-122220221110.33096/jiwall.v2i2.580Analisis Tinggi Gelombang Laut Signifikan Antara Model Copernicus Marine Service Dan Ocean Forecast System Di Sekitar Perairan Selat Makassar
http://370812.knyzew.asia/index.php/jiwall/article/view/582
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tinggi gelombang laut signifikan di perairan Selat Makassar dan membandingkan akurasi antara dua model prediksi, yaitu Copernicus Marine Service (CMS) dari European Space Agency dan Ocean Forecast System (OFS) dari BMKG. Pemodelan tinggi gelombang laut sangat penting untuk berbagai kepentingan maritim, seperti navigasi, keamanan pelayaran, dan mitigasi bencana. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dalam bentuk file NetCDF untuk kedua model, yang dianalisis menggunakan perangkat lunak GrADS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi gelombang laut di Selat Makassar memiliki dua puncak utama dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan September, yang dipengaruhi oleh perubahan angin muson. Wilayah bagian selatan Selat Makassar cenderung memiliki tinggi gelombang yang lebih besar dibandingkan bagian utara. Analisis statistik menggunakan RMSE (Root Mean Square Error) menunjukkan bahwa kedua model memberikan hasil yang cukup akurat dengan perbedaan nilai yang kecil, terutama pada bulan-bulan puncak. model CMS dan OFS dapat merepresentasikan tinggi gelombang signifikan di Selat Makassar secara baik, dengan nilai RMSE yang rendah di kedua lokasi penelitian. Selisih tinggi gelombang rata-rata antara kedua model berkisar antara 0 hingga 0,4 meter, yang menunjukkan bahwa model CMS dan OFS memiliki hasil yang relatif sesuai untuk prediksi gelombang laut di wilayah ini. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengembangan model prediksi yang lebih akurat untuk mendukung aktivitas maritim di Indonesia.</p>Rachmad HenrawanAsbar AsbarMuhammad Yunus
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-122025-02-122221222210.33096/jiwall.v2i2.582